Wednesday, September 21, 2011

Menembus Batas, Keluar Zona Nyaman



Hore hore hore, aku munggah, aku munggah, aku naik kelas….. Demikian anak kecil itu dengan girangnya bersorak gembira didepan kakaknya yang sedang duduk didepan pintu rumah. Anak kecil itu baru terima raport kenaikan kelas dari kelas satu menuju kekelas dua Sekolah Dasar. Ini merupakan pengalaman pertama si anak menerima raport kenaikan kelas, karena di kampung itu kebanyakan anak-anak tidak sekolah Taman Kanak Kanak.

Kakaknya yang sedang duduk didepan pintu langsung tersenyum gembira melihat adiknya naik kelas dan kemudian membaca buku raport adiknya. Kakaknya yang sebelumnya tersenyum langsung mengerutkan wajahnya. Sambil menyerahkan kembali raport tersebut, dia tertawa dan berkata ke adiknya “kamu memang naik kelas, tapi nilai yang merah masih banyak, masa ada 6 nilai yang warnanya merah. Hati-hati loh tahun depan bisa tidak naik kelas kalau nilainya tidak diperbaiki” Kata-kata yang diucapkan kakanya sangat menghentak dan menyadarkannya bahwa naik kelas itu tidak cukup, masih banyak hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan. Ini merupakan titik awal perjalanan anak tersebut untuk terus belajar dalam meningkatkan prestasi.

Anak kecil itu tidak punya cita-cita yang muluk, yang ada hanya keinginan yang sangat menggebu untuk belajar dan belajar walaupun dalam keterbatasan. Preferensi dan persepsi terhadap cita-citanya pun sangat terbatas pada apa yang dilihat dan dialaminya dalam kehidupan dikampung. Tidak ada cita-cita menjadi dokter, insinyur, apalagi menjadi pengusaha...! Anak kecil itu hanya mengikuti kata hatinya yaitu memenuhi hasrat untuk ingin tahu lebih banyak dan ingin tahu lebih dalam tentang dunia. Membaca pun bacaan apa yang ada, apa yang dilihat dan ditemukannya, kadang hanya sekedar buku bekas pelajaran milik kakaknya, koran bekas yang dipakai sebagai bungkus dagangan ibunya dan satu-satunya sumber informasi yang update yang menjadi referensinya hanya berupa berita radio dari RRI yang di relay oleh stasiun radio lokal.

Ketika sebagian besar teman-teman sebayanya bermain dibawah terangnya bulan, anak kecil itu tidak beranjak dari tempat duduknya untuk belajar sambil menemani bapak dan ibunya membungkus tempe yang merupakan salah satu mata pencaharian orangtuanya. Ketika teman-teman sebayanya masih bermain sampai sore selepas sekolah, anak kecil itu menemani ibunya mengumpulkan daun pisang yang akan digunakan untuk pembungkus tempe dimalam harinya.
Semakin menginjak remaja, anak kecil itu makin larut dalam aktivitas membantu orangtuanya mulai dari bercocoktanam disawah, memanen padi, mencari keong untuk pakan bebek, sampai mengantarkan ibunya berjualan ke pasar.

Apa yang dirasakan anak kecil itu bukanlah sesuatu yang menyenangkan, terkadang perasaan galau dan putus asa sering hinggap dalam pikirannya. Anak kecil itu terkadang mendapatkan pujian dari tetangganya bahwa dia telah bekerja keras membantu orangtuanya, namun tidak jarang mendapat ejekan dari teman-temannya bahwa dia seperti ulat daun karena hampir setiap sore mengumpulkan daun pisang untuk pembungkus tempe. Anak kecil itu membunuh rasa galau dan putus asa dengan menyibukan dirinya membantu orangtuanya dan memikirkan apa yang dia baca serta dia pelajari disekolah. Tanpa disadari apa yang dilakukan anak kecil itu telah membuahkan prestasi - prestasi di sekolahnya. Anak kecil itu selalu lulus dengan nilai tertinggi disekolahnya mulai dari tingkat SD, SMP sampai dengan SMA. Anak kecil itupun sebenarnya heran dengan dirinya yang hampir tidak punya buku pelajaran namun bisa menjadi bintang disekolahnya bahkan mengantarkannya kuliah di Perguruan Tinggi Negeri Favotir di negeriya.  Sementara teman-teman anak kecil itu yang dulu sering mengejeknya sampai saat ini hidupnya hampir tidak ada perubahan.

Cerita diatas merupakan salah satu contoh bagaimana seseorang bisa keluar dari Zona Nyaman / Comfort Zone. Comfort Zone atau Zona Kenyamanan adalah gambaran situasi dimana seseorang merasa nyaman, aman dan tenteram. Keadaan ini banyak membuat orang enggan keluar karena takut mengalami hal-hal yang tidak diinginkan atau karena tidak ingin meninggalkan kebiasaan yang selama ini sudah diakrabi dan sudah nyaman menurut perasaannya saat itu. Padahal dilain pihak dunia terus berubah dan perubahan itu semakin hari semakin cepat.

Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa di dalam zona nyaman tersebut sebenarnya mereka berada dalam kungkungan keterbatasan dan ketidaktahuan bahwa situasi lain di luar zona kenyamanan akan menawarkan pilihan yang lebih baik. Namun untuk keluar dari zona nyaman tersebut dibutuhkan keyakinan, semangat dan keberanian untuk menerima resiko yang mungkin terjadi. Resiko bisa berupa ”keharusan bekerja keras, meninggalkan kesenangan saat ini bahkan mendapat cemoohan dari orang lain.

Celakanya orang yang terbenam dalam zona kenyamanan akan tertinggal dan segera ketinggalan jaman dan sering menjadi korban perubahan itu sendiri. Dalam pandangan mereka, meninggalkan zona kenyamanan hanya akan mendapati kesulitan, kerja keras, gagal, harus belajar lagi, dan berbagai hal tidak menyenangkan lainnya. Mereka lupa atau tidak melihat bahwa keluar dari zona kenyamanan juga memberikan peluang baru, kesuksesan baru, kenikmatan yang lebih besar, pengalaman baru, kemajuan dan berbagai keuntungan baru yang lebih luas.

Jadi mulailah dari sekarang untuk berani keluar dari comfort zone anda agar tidak menjadi korban perubahan. Mulai dari yang kecil, merubah kebiasaan yang kurang baik dan bukalah pikiran seluas-luasnya, thinking out of the box. Keluar dari comfort zone dapat dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut :
1. Renungkanlah siapa anda dan apa yang anda lakukan saat ini.
2. Tuliskan apa yang menjadi kebiasaan buruk dan perlu diitnggalkan.
3. Tuliskan kelemahan Anda yang perlu diperbaiki.
4. Tuliskan kekuatan Anda yang dapat menjadi pendorong kesuksesan.
5. Tetapkanlah apa yang menjadi tujuan hidup anda jangka panjang.
6. Tuliskan langkah yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan anda beserta tahapan dan timeline nya.
7. Lakukan secara konsisten langkah yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan,  action...!!
Selamat mencoba dan salam sukses untuk anda.

Agus Prianto
Follow twitter : @aguspri78

No comments:

Post a Comment

dream, keep it alive, passion will take you there

“ Setiap orang berhak sukses, setiap orang berhak bahagia. Perjalanan menuju sukes dan bahagia dimulai dari mimpi / cita - cita masing-masing. Jika kita memilih untuk menempuh perjalanan tersebut seperti aliran air maka kita hanya akan sampai pada comberan, sungai, danau, laut atau tempat-tempat lain yang lebih rendah. Namun jika kita menetapkan tujuan hidup (mimpi/cita-cita) dengan jelas maka kita bisa menetapkan jalan mana yang akan kita tempuh agar perjalanan menuju sukses dapat tercapai dengan lebih cepat, lebih baik dan lebih bermakna dengan penuh gairah“.